Ratusan abad sebelum masehi, pengetahuan
tentang bumi telah dipelajari oleh berbagai bangsa di dunia. Minat terhadap
masalah geografi yang terwujud dalam bentuk tulisan, jauh lebih lama berkembang
dibandingkan dengan geografi sebagai disiplin ilmu yang ada di universitas atau
persekolahan. Pemikiran yang bersifat geografi jauh lebih tua dibandingkan
dengan istilah geografi itu sendiri. Istilah geografi pertama kali
dipergunakan pada abad 300 Sebelum
Masehi (Holt-Jensen, 1980).
Yunani
Kuno (500 SM) memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap perkembanganGeografi.
Pemahaman tentang bumi saat itu masih diwarnai oleh mitologi, tapi kemudian
berubah menjadi lebih rasional seiring dengan perkembangan ilmu alam. Herodotus
(485-425 SM) dikenal sebagai Bapak Ilmu Geografi, sebenarnya Beliau adalah
Bapak Sejarah, namun tulisan-tulisan sejarahnya seringkali mempergunakan
setting geografi dengan baik. Sejarah penjelajahan berbagai tempat di permukaan
bumi merupakan embrio lahirnya ilmu geografi, karena itu histori geografi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perkembangan geografi.
Ditemukannya alat navigasi telah menjadi pendorong penjelajahan muka bumi semakin
ektensif. Meluasnya perdagangan dunia, menyebarkan agama, menemukan serta
memperluas daerah jajahan adalah motivasi utama untuk membuat tulisan tentang
berbagai tempat di permukaan bumi secara rinci, dilengkapi dengan peta
perjalanan. Temuan tentang berbagai tempat di permukaan bumi menjadi reference
yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu geografi. Tulisan yang
menggambarkan keadaan suatu tempat termasuk kondisi alam dan masyarakatnya
seperti apa adanya, tanpa adanya maksud untuk menganalisis, dalam geografi
disebut aliran logografi (Bintarto, 1979).
Untuk selanjutnya, perbedaan dan persamaan
wilayah dianalisis, bagaimanakah keterkaitan berbagai unsur fisik dan manusia
di suatu tempat, termasuk sosial, budaya,
ekonomi dan penguasaan Ipteknya. Apa, dimana, dan bagaimana penyebaran suatu
fenemona (what and where distribution of
fenomena), mengapa berkembang di
suatu tempat (why is it there),
bagaimana hubungan dan akibat dari keberadaan suatu fenomena tersebut (how it is relationship), dikritisi
secara tajam, dengan mempergunakan berbagai metode dan pendekatan. Dalam
mengkaji permukaan bumi tersebut dipergunakan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
sehingga dapat dibuktikan secara empiris. Sejak itulah lahir ilmu
geografi.
Secara keilmuan geografi
mempunyai sejarah yang panjang, definisi, fungsi dan perannya terus berkembang
seiring dengan kebutuhan dan tuntutan pada jamannya. Aliran logografi menjadi
begitu penting disaat awal penjelajahan permukaan bumi, namun kemudian analisis
keruangan, mencari pembuktian empiris persamaan dan perbedaan permukaam bumi menjadi
dominan sampai saat ini. Paradigma nomotetik dan ideografik berjalan bersamaan sesuai
dengan kebutuhan. Lokasi, tempat, relasi, gerakan dan regionalisasi konsep yang
banyak digunakan dalam menganalisis permukaan bumi, dengan mempergunakan pendekatan
keruangan, wilayah dan lingkungan.
Ada empat alasan mengapa perlu mempelajari geograf
- Alasan eksistensi manusia di bumi
- Alasan etika
- Alasan mengembangan intelektual
- Alasan praktis.
Pembelajaran geografi sangat
penting untuk memahami:
- Ketimpangan distribusi sumberdaya alam
- Meluruskan padangan tentang pengetahuan yang sifatnya pragmatis
- Advocacy pendekatan deduktif-prediktif
- Berguna bagi memahami masalah-masalah kemanusiaan di dunia.
- Meningkatlkan rasa cinta terhadap tanah air
- Mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa
- Mengenal berbagai potensi suatu daerah dan atau negara
- Mengobarkan semangat perjuangan
- Memahami permasalahan yang aktual berkembang di sekitar anak didik
- Peningkatan taraf hidup melalui pengenalan dan pemanfaatan sumberdaya
- Memberikan wawasan global, baik dalam bentuk peluang maupun tantangan
- Memberikan keterampilan dalam membuat dan membaca informasi kebumian.
Peran suatu ilmu terus berkembang seiring
dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi manusia. Sebagai ilmu yang cukup
tua, peran Geografi pun terus ditantang untuk lebih bermakna bagi kesejahteraan
manusia dan kelestarian bumi itu sendiri. Memahami peristiwa-peristiwa di permukaan
bumi, memerlukan pemahaman yang terintegrasi antara aspek manusia dan alam sebagai suatu kesatuan. Pandangan yang
pragmatis atau parsial hanya akan menguntungkan atau merugikan salah satu di
antaranya. Abad Kesejagatan sebagai
konsekuensi logis dari intesifnya memanfaatan energi, menuntut manusia untuk
senantiasa meningkatkan pemahaman, wawasan dan kompetensinya agar dapat
bersaing dengan dengan negara-negara lain di dunia, karena itu peranan geografi
sangat strategis.
0 komentar:
Posting Komentar